Tokyo – Kepala BPOM RI Taruna Ikrar melakukan courtesy call kepada Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi, Minggu (8/9/2024). Pertemuan ini merupakan bagian dari persiapan menghadiri 4th Asia Pacific USP Convention Regional Chapter Meeting yang berlangsung di Tokyo pada 9-11 September 2024.
Dalam pertemuan ini, Kepala BPOM dan Duta Besar RI untuk Jepang tidak hanya membahas sektor farmasi, tetapi juga menjajaki peluang kerja sama di bidang pangan olahan. Selain itu, keduanya juga membahas persiapan penyelenggaraan Japan-Indonesia Pharmaceutical and Medical Devices Business Forum, yang akan diadakan di Tokyo pada November 2024. Business forum yang akan datang akan mendukung peningkatan kualitas dan daya saing produk Indonesia di pasar Jepang dan global.
Duta Besar RI untuk Jepang menyampaikan apresiasi atas kemajuan industri farmasi Indonesia, terutama dalam penerapan prinsip good manufacturing practice (GMP) dalam sistem penjaminan mutu produk obat. Ia menekankan bahwa implementasi GMP telah memungkinkan produk farmasi Indonesia memenuhi standar kualitas dan keamanan yang dipersyaratkan oleh pasar Jepang, sehingga membuka peluang ekspor yang lebih luas. Namun, Duta Besar juga menyoroti pentingnya membawa keberhasilan sektor farmasi ke sektor pangan, mengingat masih ada produk pangan Indonesia yang ditolak oleh pasar Jepang karena belum memenuhi standar mutu dan keamanan.
“Industri farmasi Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam menerapkan standar internasional, khususnya GMP. Ini merupakan langkah besar dalam memastikan bahwa produk Indonesia dapat diterima di pasar global, termasuk Jepang. Namun, hal serupa juga harus diterapkan di sektor pangan agar produk Indonesia dapat bersaing lebih kuat di pasar internasional,” ujar Duta Besar RI untuk Jepang. Heri Akhmadi menambahkan, “Kami di KBRI Tokyo siap mendukung penuh BPOM dan industri Indonesia dalam memperkuat daya saing produk melalui kolaborasi yang lebih erat antara kedua negara.”
Merespons hal tersebut, Kepala BPOM menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan KBRI Tokyo dalam menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi oleh industri pangan. BPOM memiliki peran penting dalam pengawasan serta peningkatan kualitas produk pangan olahan di Indonesia. Dengan regulasi keamanan pangan yang semakin kompleks di berbagai negara, termasuk Jepang, BPOM berkomitmen untuk mendampingi pelaku industri dalam menerapkan prinsip-prinsip GMP, good agricultural practices (GAP), dan standar keamanan pangan lainnya secara lebih efektif.
“Kami di BPOM siap untuk memberikan pendampingan yang dibutuhkan oleh industri pangan dan farmasi Indonesia agar mampu memenuhi standar internasional, khususnya di pasar Jepang yang memiliki regulasi ketat. Kami yakin dengan kerja sama yang erat dengan KBRI Jepang, kami dapat mempercepat proses peningkatan kualitas dan keamanan produk Indonesia,” tegas Taruna Ikrar.
Lebih lanjut, Kepala BPOM menyampaikan bahwa kerja sama yang telah terjalin, seperti melalui Japan-Indonesia Pharmaceutical and Medical Devices Business Forum, akan terus diperkuat. Forum ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah diskusi strategis terkait kualitas dan daya saing produk farmasi dan alat kesehatan, tetapi juga terbuka untuk membahas peluang pengembangan di sektor pangan olahan. Diharapkan, forum ini mampu menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaku industri pangan, sekaligus meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Jepang.
Kepala BPOM juga menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga melalui forum bisnis tersebut. Forum ini telah menjadi platform penting untuk membahas regulasi, standar mutu, serta peluang kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang, khususnya di sektor farmasi dan pangan. Forum ini tidak hanya sebagai wadah diskusi, tetapi juga sebagai alat untuk memecahkan masalah nyata yang dihadapi pelaku industri, termasuk kendala ekspor produk Indonesia ke Jepang.
Kolaborasi yang berkelanjutan antara BPOM, KBRI Tokyo, dan pelaku industri Indonesia merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa produk farmasi dan pangan olahan Indonesia memenuhi standar internasional dan mampu bersaing di pasar global. Dengan dukungan diplomasi ekonomi yang kuat, kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan ekspor produk unggulan, baik di sektor farmasi maupun pangan olahan.
Dalam pertemuan ini, Kepala BPOM dan Duta Besar RI untuk Jepang juga sepakat memperkuat kerja sama bilateral, termasuk dalam penyusunan memorandum of cooperation (MOC) antara BPOM dengan otoritas pangan olahan Jepang. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kemitraan serta pertukaran pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan kualitas, keamanan, dan daya saing produk Indonesia di Jepang.
BPOM dan KBRI Tokyo akan terus berkoordinasi erat, memfasilitasi dialog dengan industri, serta mendorong pelaku usaha untuk menerapkan standar internasional yang lebih tinggi. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan hambatan ekspor dan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia di Jepang dan negara lainnya. Dengan semangat kerja sama yang kuat dan komitmen bersama, Indonesia siap menghadapi tantangan global dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di sektor farmasi dan pangan olahan. (HM-Nelly)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
link